Asam Urat Bukan Hanya Karena Jeroan: Fakta, Pemicu, dan Cara Pencegahannya

Asam Urat Bukan Hanya Karena Jeroan

Oleh: dr. Edi Hidayat, Sp.PD, FINASIM, AIFO-K, FISQua

Pendahuluan

Ketika seseorang mengeluh nyeri hebat pada sendi, terutama di jempol kaki, lutut, atau pergelangan kaki, tak jarang muncul komentar spontan: “Pasti habis makan jeroan ya!” Meski tidak sepenuhnya salah, anggapan ini terlalu menyederhanakan masalah. Faktanya, penyakit asam urat (gout) dipengaruhi oleh banyak factor bukan hanya jeroan. Artikel ini membahas fakta ilmiah di balik asam urat, berbagai pemicunya, serta langkah pencegahan yang tepat.

Apa Itu Asam Urat?

Asam urat adalah hasil akhir dari metabolisme purin, yaitu senyawa alami yang ditemukan dalam tubuh dan makanan tertentu. Normalnya, asam urat larut dalam darah, kemudian dibuang melalui ginjal dalam bentuk urine. Namun, ketika produksi asam urat meningkat atau pembuangannya terganggu, kadar asam urat dalam darah (uric acid) menjadi tinggi (hiperurisemia) dan dapat membentuk kristal tajam di persendian, menimbulkan rasa nyeri dan peradangan hebat. 

Gejala Asam Urat
  • Nyeri sendi mendadak, biasanya di malam hari
  • Bengkak, kemerahan, dan panas di sekitar sendi
  • Gerakan sendi terbatas karena nyeri
  • Bisa kambuh berulang (flare-up)
  • Dalam kasus kronis, terbentuk tofi (benjolan keras berisi kristal asam urat)
Mitos: Asam Urat = Jeroan?

Jeroan (hati, usus, ginjal, otak sapi/domba) memang tinggi purin, dan berkontribusi terhadap peningkatan kadar asam urat. Tapi bukan satu-satunya penyebab. Banyak orang yang tidak makan jeroan sama sekali tetap mengalami asam urat tinggi.

Pemicu Asam Urat Selain Jeroan
  • Makanan tinggi purin: seafood, daging merah, kaldu pekat, minuman manis tinggi fruktosa, alkohol
  • Gaya hidup tidak sehat: kurang minum air, obesitas, kurang olahraga
  • Penyakit: hipertensi, diabetes, ginjal kronik, sindrom metabolik
  • Obat-obatan: diuretik, aspirin dosis rendah, obat anti-TBC
  • Faktor genetik dan usia: riwayat keluarga, pria usia 30–50 tahun, wanita pascamenopause
Apakah Semua Orang dengan Asam Urat Tinggi Akan Nyeri Sendi?

Tidak. Banyak orang dengan kadar asam urat tinggi (>7 mg/dL) tidak mengalami gejala. Ini disebut hiperurisemia asimptomatik. Namun, tetap harus diwaspadai karena bisa berujung pada serangan gout mendadak atau komplikasi ginjal di masa depan.

Komplikasi yang Dapat Terjadi
  •  Batu ginjal akibat penumpukan asam urat
  •  Gagal ginjal bila kadar asam urat terus tinggi
  •  Sendi rusak permanen pada kasus gout kronik
Diagnosis Asam Urat
  • Pemeriksaan darah: kadar uric acid
  • Pemeriksaan cairan sendi: deteksi kristal asam urat
  • Rontgen atau USG sendi: melihat perubahan atau tofi
Penanganan dan Pengobatan

Saat Serangan Gout Akut:

  • Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) seperti ibuprofen
  • Kolkisin
  • Steroid bila nyeri berat

Untuk Jangka Panjang (Pencegahan Kambuh):

  • Allopurinol atau febuxostat: menurunkan produksi asam urat
  • Probenecid: meningkatkan ekskresi asam urat
  • Perubahan gaya hidup dan pola makan
Pola Makan dan Gaya Hidup Sehat untuk Mencegah Gout
  • Perbanyak minum air putih (2–3 liter/hari)
  • Batasi daging merah dan seafood
  • Hindari soft drink dan minuman manis
  • Konsumsi buah kaya vitamin C
  • Perbanyak serat dan sayuran
  • Jaga berat badan ideal
  • Olahraga rutin minimal 30 menit/hari
  • Hindari stres berlebihan
Kesimpulan

Penyakit asam urat tidak hanya disebabkan oleh konsumsi jeroan. Ada banyak faktor lain yang berkontribusi, termasuk pola makan, kondisi kesehatan, dan gaya hidup. Dengan memahami pemicu sebenarnya, kita dapat mencegah dan mengelola penyakit ini secara lebih bijak. Edukasi, perubahan pola hidup, serta pemantauan rutin kadar asam urat adalah kunci untuk tetap sehat dan aktif, tanpa harus takut serangan nyeri sendi tiba-tiba.