
Oleh: Dr. Edi Hidayat, Sp.PD, FINASIM, AIFO-K, FISQua
Tidak banyak yang tahu bahwa sejarah pelayanan kesehatan modern di Aceh bermula lebih dari satu abad yang lalu. Pada tahun 1881, pemerintah kolonial Belanda mendirikan sebuah rumah sakit militer bernama Garrison Hospital di Kota Raja, tepatnya di kawasan Kraton, pusat pemerintahan Kesultanan Aceh yang saat itu telah dikuasai oleh Belanda.

Gambar Rumah Sakit Garrison Kuta Raja tahun 1881 (Sumber referensi: Tropenmuseum nr. 60008423)
Rumah sakit ini dibangun sebagai bagian dari strategi kolonial untuk memberikan layanan medis bagi tentara Belanda yang terlibat dalam Perang Aceh (1873–1904). Bangunan-bangunan berarsitektur kolonial dan lingkungan rindang di sekitarnya menjadi saksi bisu dinamika perjuangan dan penjajahan yang terjadi di tanah Rencong.
Seiring berlalunya waktu dan setelah Indonesia merdeka, rumah sakit ini bertransformasi dan berganti nama menjadi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Zainoel Abidin, yang hingga kini menjadi salah satu rumah sakit rujukan utama di Provinsi Aceh.
Kisah ini bukan hanya potret sejarah medis, tetapi juga menjadi simbol transisi dari masa kolonial menuju kedaulatan bangsa. Sebuah jejak penting yang perlu dikenang dan dijadikan inspirasi dalam membangun pelayanan kesehatan yang lebih humanis, berdaya saing, dan berpihak pada masyarakat.
Sumber referensi: Tropenmuseum nr. 60008423