Oleh: dr. Edi Hidayat, Sp.PD, FINASIM, AIFO-K, FISQua
Pendahuluan
Di era serba digital saat ini, kehidupan kita nyaris tidak lepas dari gadget: ponsel, laptop, tablet, smartwatch, dan perangkat lain yang memudahkan hidup namun bisa juga menyulitkan kesehatan. Ketergantungan terhadap perangkat digital telah menciptakan pola hidup baru yang mengancam kesehatan jantung, mulai dari kurang tidur, gaya hidup sedentari (minim aktivitas fisik), stres digital, hingga gangguan pola makan.
Meski teknologi membawa kemajuan besar, perlu disadari bahwa keseimbangan dalam penggunaannya sangat penting, agar tidak berujung pada risiko penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular).
1. Kurang Tidur dan Kesehatan Jantung
Scroll sampai larut malam adalah kebiasaan baru yang mengganggu pola tidur. Banyak orang terjaga karena keasyikan bermain media sosial, menonton film, atau bermain game, padahal tubuh sangat membutuhkan tidur berkualitas minimal 6–8 jam setiap malam.
Apa dampaknya bagi jantung?
- Meningkatkan kadar kortisol dan hormon stres.
- Meningkatkan tekanan darah dan detak jantung istirahat.
- Mengganggu metabolisme glukosa dan meningkatkan risiko diabetes.
- Menurunkan sensitivitas insulin → memicu sindrom metabolik.
- Meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, stroke, dan gagal jantung.
2. Duduk Terlalu Lama, Bergerak Terlalu Sedikit
Work from home, belajar daring, dan aktivitas digital lainnya membuat kita duduk berjam-jam di depan layar. Kondisi ini disebut sedentary lifestyledan menjadi salah satu penyumbang terbesar penyakit jantung di era modern. Dampaknya:
- Penurunan pembakaran kalori → obesitas
- Gangguan metabolisme lipid → kolesterol tinggi
- Perburukan resistensi insulin
- Penurunan elastisitas pembuluh darah
- Meningkatkan risiko trombosis vena dalam (DVT) dan hipertensi
3. Stres Digital: Musuh Tak Terlihat
Banyak yang tidak menyadari bahwa notifikasi tanpa henti, tuntutan pekerjaan berbasis online, dan keharusan selalu “responsif” bisa menimbulkan stres kronis.
Gejala stres digital:
- Jantung berdebar tanpa sebab
- Mudah marah dan cemas
- Sulit tidur
- Sakit kepala dan tekanan darah naik
4. Makan Tanpa Pola dan Makanan Instan
Kebiasaan makan sambil bekerja atau scroll media sosial sering membuat seseorang makan berlebihan, tidak sadar asupan kalori, dan mengandalkan makanan cepat saji tinggi lemak, garam, dan gula. Semua ini memperparah risiko: hipertensi, dislipidemia, diabetes tipe 2, dan penyakit jantung iskemik.
5. Gadget dan Deteksi Dini: Sisi Positif Teknologi
Tidak semua tentang gadget berdampak negatif. Teknologi juga bisa dimanfaatkan untuk mendeteksi dini risiko kardiovaskular. Contohnya:
- Smartwatch mendeteksi detak jantung tidak normal (AFib)
- Mengukur kadar oksigen dan pola tidur
- Melacak aktivitas harian
- Aplikasi kesehatan untuk memantau tekanan darah dan gula darah
Tips Menjaga Kesehatan Jantung di Era Digital
- Tidur cukup dan hindari layar 1 jam sebelum tidur.
- Gunakan fitur screen time untuk mengontrol waktu layar.
- Olahraga minimal 150 menit/minggu (jalan cepat, bersepeda).
- Konsumsi makanan tinggi serat dan rendah garam.
- Kelola stres dengan meditasi dan batasi notifikasi.
- Gunakan teknologi untuk pemantauan kesehatan secara bijak.
Kesimpulan
Era digital adalah pisau bermata dua. Di satu sisi, ia memberikan kemudahan dan efisiensi. Di sisi lain, ia menyimpan potensi ancaman yang serius bagi kesehatan jantung kita. Dengan kesadaran, edukasi, dan pengendalian pola hidup, kita bisa menikmati manfaat teknologi tanpa mengorbankan kesehatan. Teknologi boleh modern, tapi jantung kita tetap butuh perhatian klasik: tidur cukup, makan sehat, gerak aktif, dan hati yang tenang.