dr Edi Hidayat, Sp.PD, FINASIM, AIFO-K, FISQua
Selama ini, penyakit jantung kerap dianggap sebagai masalah kesehatan yang hanya menyerang kelompok usia lanjut. Namun, data terbaru menunjukkan bahwa tren ini telah bergeser secara signifikan. Semakin banyak anak muda usia 20 hingga 40 tahun yang mengalami gangguan jantung, mulai dari aritmia, hipertensi, hingga serangan jantung mendadak.
Patofisiologi dan Pemicu Usia Muda
Penyakit jantung koroner disebabkan oleh penyempitan atau sumbatan pembuluh darah koroner akibat penumpukan plak aterosklerotik. Plak ini terbentuk dari kolesterol jahat (LDL), lemak, dan zat-zat lain yang merusak lapisan dinding pembuluh darah. Proses ini bisa dimulai sejak usia muda, apalagi jika pola hidup tidak sehat menjadi kebiasaan sejak remaja.
Kombinasi faktor risiko seperti merokok, konsumsi makanan cepat saji yang tinggi lemak trans, kurang aktivitas fisik, stres kronis, serta kurang tidur, menjadi pemicu utama munculnya kelainan jantung lebih dini. Tak jarang, penyakit jantung juga dipicu oleh kondisi metabolik seperti diabetes dan dislipidemia yang sering tak disadari pada usia muda.
Gejala Sering Diabaikan
Sayangnya, gejala penyakit jantung pada anak muda sering kali tidak khas atau justru diabaikan karena merasa “masih sehat”. Beberapa keluhan yang patut diwaspadai antara lain:
– Nyeri dada yang menjalar ke lengan kiri atau rahang
– Sesak napas saat aktivitas ringan
– Mudah lelah tanpa sebab jelas
– Palpitasi (jantung berdebar)
– Keringat dingin mendadak
– Pingsan atau hampir pingsan tanpa alasan
Gejala-gejala tersebut bisa jadi tanda dari kondisi serius seperti angina pektoris, infark miokard, atau gangguan irama jantung.
Diagnosis dan Penanganan Tepat
Penanganan penyakit jantung pada usia muda tidak boleh ditunda. Diagnosis biasanya diawali dengan pemeriksaan EKG, treadmill test, echocardiography, hingga CT-scan jantung atau kateterisasi jika diperlukan. Tes darah juga penting untuk menilai profil lipid dan kadar gula darah.
Jika ditemukan gangguan, pengobatan disesuaikan dengan penyebabnya. Obat-obatan seperti aspirin, beta-blocker, statin, dan ACE inhibitor dapat digunakan untuk menurunkan risiko komplikasi. Pada kasus tertentu, pemasangan ring (stent) atau operasi bypass mungkin dibutuhkan.
Yang tak kalah penting, perubahan gaya hidup harus menjadi bagian utama terapi:
– Berhenti merokok
– Menjaga berat badan ideal
– Olahraga teratur (minimal 150 menit/minggu)
– Mengonsumsi makanan rendah garam dan lemak jenuh
– Mengelola stres dan cukup tidur
Pemeriksaan Sejak Dini, Selamatkan Masa Depan
RS Cahaya Husada Kabupaten Nagan Raya mengimbau masyarakat, khususnya generasi muda, untuk melakukan medical check-up jantung secara berkala. Deteksi dini dapat menyelamatkan nyawa dan mencegah kecacatan akibat penyakit jantung yang tidak tertangani.
Ingat, penyakit jantung bisa menyerang diam-diam tanpa gejala. Jangan tunggu tua untuk peduli jantung Anda. Mulailah dari sekarang.